Manggolo Mudho menerima kunjungan panitia Jawa Timur Festival (Jatimfest) 2017, Kamis (7/9) malam, di Kantor Kecamatan Depok.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi antara panitia Jatimfest 2017 dengan Manggolo Mudho sebagai calon peserta, sekaligus untuk menampung aspirasi anggota Manggolo Mudho yang merupakan inisiator berdirinya Jatimfest dua tahun lalu.
Ketua Jatimfest 2017, Ishak, mengungkapkan bahwa dirinya sebagai ketua acara tersebut merasa perlu untuk mengetahui sejarah diselenggarakannya Jatimfest tersebut. "Ini agar tidak ada kesalahpahaman dalam pelaksanaannya ke depan," ungkap mahasiswa asal Madura tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pelaksanaan Jatimfest tahun ini adalah murni inisiatif dari Keluarga Jawa Timur Yogyakarta (KJTY). Ia mengaku belum mendapat laporan pelaksanaan Jatimfest tahun lalu, termasuk serah terima ketua Jatimfest tahun lalu ke ketua Jatimfest tahun ini. "Ini kan inisiatif dari teman-teman KJTY. Jadi mungkin sistemnya berbeda dengan tahun sebelumnya. Panitia tidak dari satu kota, tapi terbuka untuk semua kota," ungkapnya.
Sementara itu, Hafid Mutaki selaku ketua Jatimfest 2015 menyambut positif inisiatif tersebut. Namun dirinya berharap untuk pelaksanaan Jatimfest tahun ini supaya diperbaiki intensitas komunikasi antara panitia dengan kabupaten/kota peserta. "Dalam acara seperti ini, komunikasi adalah segalanya. Karena yang tampil itu kan tidak dibayar uang. Sebagai gantinya kita bayar dengan perhatian panitia kepada para peserta," jelasnya.
Nada yang sama dikatakan oleh Kukuh Luthfi Samsiar, salah satu perintis Jatimfest. Ia mengatakan panitia tahun lalu kurang menanggapi aspirasi dari peserta Jatimfest. Sehingga terbentuklah friksi yang justru melemahkan hubungan antara panitia Jatimfest dengan para penampil. "Tahun lalu itu mau ketemu saja susah, dihubungi juga susah. Semoga tahun ini lebih baik," ungkap mantan vokalis band Sastro Moeni sekaligus penabuh kendang di Manggolo Mudho.
Ketua Manggolo Mudho periode 2014-2016, Najih Muhammadiy yang turut hadir pada kesempatan tersebut menegaskan terkait pengelolaan dana kepanitiaan. Dirinya berharap panitia bisa mencari, mengelola serta melaporkan penggunaan dana secara transparan. "Tidak perlu tiga hari pelaksanaannya. Tidak apa-apa satu hari asal maksimal. Silahkan disesuaikan dengan dana yang ada," tuturnya.
Jatimfest merupakan ajang kreasi seni mahasiswa Jawa Timur di Yogyakarta. Acara tersebut diprakarsai oleh Komunitas Reyog Manggolo Mudho pada tahun 2015. Pada pelaksanaan yang pertama, Jatimfest terdiri dari 5 kota peserta, diantaranya Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Pacitan dan Ponorogo.
Reportase : Hafid Mutaki
Photo : Wahdan
Komentar
Posting Komentar